20.9.08

WHAT ABOUT THE STORM?

ku toleh ke belakang
tanah ku gersang
tiada lagi seri
penuh mimpi ngeri
leburnya jelas terlihat
takkan lagi ku lawat
biarlah ia tinggal
khayal tanpa bekal

ku toleh ke belakang
puas mereka goncang
tiada satupun yang berjatuhan
pohon kenikmatan tak berkenan
menggugurkan buah keabadian
yang bisa zahirkan keenakan
merangsang kemungkaran

ku toleh ke belakang
ranap istana terawang
awan tak lagi melapik
bayu semakin serik
rintik hujan bertukar ganas
angkasa sudah panas
tak tahan menafi
maksiat berselindung indah mimpi

ku toleh ke belakang
cahaya petir terang-benderang
mentari ketakutan
rembulan berderaian
aku memandang kesal
ia lenyap mendahului ajal
jasadnya rentung hangus
tiada lagi rengus

ku toleh ke belakang
ribut tak mahu pulang
tak puas membinasa
selagi dosa ada
ku kata pada ribut
nyawa aku tidakkah direnggut
dia memandang hairan
semuanya aturan Tuhan

ku toleh ke belakang
semua milik ku hilang
cinta dan kehidupan
ditelan kasar sang taufan
bagaimana dengan ribut
sudah terisikah perut
menelan kesesatan
silam ku kemusnahan

No comments: