22.9.08

TERHALANG BEBAS

di balik pagar
pandangan luas terlempar
hijau pepohon malar
ubati rasa tercalar
setelah tiada benar
tatkala semua tersangkar

terlihat unggas terbang
baru tersedar gerak terhalang
bosan menonton wayang
sandiwara terlalu panjang
mengalir waktu terbuang
hadir sekadar mengisi ruang

nyaman angin bayu
sayang ianya bisu
menolak awan kelabu
sesungguhnya ia tahu
tiada guna menyapa muka ku
andai di jiwa sesejuk salju

mentari memancar lemah
redup saja seluruh rumah
pohon berhenti berbuah
bunga tak lagi disinggah lebah
ksedihan tersimbah
gagah menanti rebah

tak upaya bebas
tangan kaki diberkas
merintih memohon belas
dikawal nafsu buas
berpusat dari pentas
jijik pandang sekilas

No comments: