21.9.08

SEBELUM LENA II

pandang matanya mendebar
tak pernah gagal memancar sinar
hangat badannya merangsang
dakapannya membakar erang
lembut bibirnya menyejuk sang api
makin dikucup tak akan lari
mulia jiwanya penuh cinta
bual mesranya menguji daya

roman mukanya tampan
tak diduga aku tertawan
jelas urat di lengan
dibaluti kulit cerah menawan
tegap tubuhnya memuaskan
golak nafsu tidak tertahan
saat menggenggam tangan
hampir tergadai kewarasan

peka seluruh inderanya
tiap sentuhan menghidup rasa
lirik matanya bagai berkata
walau mulut ditutup sempurna
jemarinya nakal meneroka
merintih halus kala bersama
ku sandar kepala ke dada
degup jantungnya semerdu irama

takkan diperjudi raga
andai nanti terhalang jua
hadirnya mengisi damba
setelah berkurun dikecewa
adakah ini cinta
atau pesona nafsu semata
ikhlasnya menerang sukma
andai terpadam tiada gantinya

No comments: