20.9.08

KU HARAP

renung di luar jendela
tembus pandangan ke gunung di sana
mencari erti gusar berkabus
tiada satupun muka yang mulus
bisa menzahir benar
dapat menyata yang wajar

lenyap
satu bersatu diserang hendap
pilu tak tergambarkan
gundah tak kesudahan
impian ku di awangan
tertahan kerana sesalan
tak bisa lepaskan
luluh hati merelakan
cinta hati bahagia di kejauhan

pasrah
adakah akan didapat
sempatkah masa diputar
membetul yang tersasar
menebat yang tercalar
mengilat yang telah pudar

ku harap
tiada lagi duka
saat dunia sana melambai mesra
api atau cahaya
seksa atau bahagia
aku menentunya
namun entah apa
kasadnya hidup bernyawa
jika yang dicinta tak membalas
yang mencinta terlepas

biar tinggal tanda tanya
lelah aku memikirnya
terpulang pada mereka
aku bukan yang terbaik
punya amal tak pernah naik
akan terbuahkah serik?

jendela ku tutup rapat
tiada apa yang bisa membuat
membahagia hati yang berkecai
menyenang jiwa yang lama terkulai
biarlah
pergi ku tak dikhabarkan
kerna tiada siapa kan mengendahkan
taksub kerja dunia
jiwa mengasih dilupa
bukan alpa
tapi sengaja

No comments: