25.11.08

UNTITLED XV

sang angin bertiup
membuai jendela yang tak tertutup
nyamannya hari yang redup
mereda kencang jantung berdegup
menghenti derita yang tak sanggup
pergi selagi hidup

kaku ambal dipijak
pasti tak tinggal jejak
angkuh mungkin sang merak
namun tak pernah berlagak warak
tak pernah mengelak
sentiasa disasar tempelak

diatur langkah ke kamar
diserap segala amar
dibuka cahaya memancar
menyuluh, menyaring yang benar
hakikat dikelar
buat membenar dusta keluar

kembali ke jendela
mentari menunjuk muka
angin masih terasa
samar dimakan kata
kasar bukan bahasa
kepuraan bukan angkara

No comments: