pernah dia memuji
aku tak peduli
berkali dia menyaksi
percayanya dibawa lari
aku tak pernah bermimpi
jauh sekali meneyesali
sudah tersurat letak diri
takkan meningkat seinci
apa yang dia tahu
dimaklum sekadar perlu
resah dihambat keliru
merah menjadi biru
dihitung waktu berlalu
dinanti berteman ragu
yang segar jadi beku
santun kata tak lagi menyeru
bertarung dalam diam
tangkas jelas tersergam
tangan diikat mata pejam
harum mewangi menjadi masam
pertama melayan kejam
kedua masih dipendam
ketiga memakan dalam
menjauh pekat malam
mata kini dibuka
namun tak tercetus deria
menyata dalam rasa
menyusun yang bersisa
baki pasti ada
kita tak sempurna
walau berkali bernyawa
tiada yang membela
aku tak peduli
berkali dia menyaksi
percayanya dibawa lari
aku tak pernah bermimpi
jauh sekali meneyesali
sudah tersurat letak diri
takkan meningkat seinci
apa yang dia tahu
dimaklum sekadar perlu
resah dihambat keliru
merah menjadi biru
dihitung waktu berlalu
dinanti berteman ragu
yang segar jadi beku
santun kata tak lagi menyeru
bertarung dalam diam
tangkas jelas tersergam
tangan diikat mata pejam
harum mewangi menjadi masam
pertama melayan kejam
kedua masih dipendam
ketiga memakan dalam
menjauh pekat malam
mata kini dibuka
namun tak tercetus deria
menyata dalam rasa
menyusun yang bersisa
baki pasti ada
kita tak sempurna
walau berkali bernyawa
tiada yang membela
No comments:
Post a Comment