24.11.08

ENTAH DIA

hari indah membosankan ku
lewatnya perlahan melemas waktu
tetap menunggu dan menunggu
mengaut sisa walau sesudu
kehangatan dibeku salju
peritnya bagai dihujan peluru
dia masih di situ
sampai kapan tak siapa tahu

habis gugur dedaunan
yang pernah menghias pepohonan
musim panas terhentikah kitaran
oleh dirinya yang berantakan
tiada bersebab dihenti hujan
agar kan terdengar jelas rintihan
darinya yang hanya lakonan
tamak tak berkesudahan

merekah sudah tanah yang kontang
walau bukan kemarau panjang
sudah surutkah sayang
tak dijaga sampai hilang
manakan tidak terlepas pandang
leka meragut milik orang
kesenangan mu akan terbuang
khilaf menggunung tak terbilang

No comments: