25.11.08

MUNGKIN BUKAN MENTARI, KAN?

apa ditatap pada laut
ombak memecah tiada menyahut
halus sapaan bayu
pantas menusuk sedingin salju
terbitkah, atau terus terbenam
tiada siapa merakam
ditanya pada bintang
bukan kernanya ia cemerlang
bulan terus bungkam
sinarnya bakal lagenda silam

mana pergi nyawanya
mana tempatnya disia
pantai terus sepi, sendiri
kemaruk bekas tapak kaki
lenyap berat ringan nafas
tak diabadi di atas kertas
dicari tak bersembunyi
tertunda perjalanan hari
entah apa punca mendorong
jangan kata kecaman kosong

jadi apa pencetus dendam
tunjang musnahnya titik faham
rasa teguh namun diragut
gerangan tak terlihat pada rambut
jelas dihidu harum cemburu
mungkin ragu yang ku tak tahu
bercampur kan kekal resamnya
dia hanya manusia biasa
adilnya tak pernah hilang
hanya dilindung bayang-bayang

cari kembali penghidup senyum
walau dirinya guruh berdentum
jangan biar rajuk berlarutan
di tangannya bertakhta keputusan
janakan ilham dalam diam
julang ada mu jangan selam
sedarlah setiap inci mu berharga
sebab dia serahkan cinta
terpandang gemilang di kejauhan
sudah pasti ia kan kemenangan

No comments: